Monday, May 16, 2005

Mozaik



Mh. Nurul Huda::Tulisan dan opini cerdas tentang beberapa aspek sosial dan kemanusiaan.

Dua Mata::Memandang dunia lewat kata-kata.

ericsasono::A movie freak, sebuah opini komprehensif tentang perfilman dunia.


Tuesday, May 10, 2005

Menari dan Menyanyi


Sepasang muda-mudi asyik menari di sebuah arena skating di sebuah pusat perbelanjaan terkemuka di Bandung, Istana Plaza. Di tengah-tengah hiruk pikuk penari-penari lainnya, mereka tampak bergerak serasi di atas lapisan es. Anggun. Gerak tangan gemulai si gadis diimbangi dengan gerak tubuh anggun si pemuda yang terus berusaha untuk mengimbangi irama gerak tari yang mereka bangun. Kecepatan luncur dan gerak gemulai yang tampak terkendali terasa sinergis di tengah kejutan-kejutan yang muncul, yang diakibatkan oleh dinamika yang bisa saja terjadi tiba-tiba. Riak gangguan tidak membuat mereka berhenti beratraksi. Justru keadaan transient yang diakibatkan oleh situasi dinamik tadi menyuguhkan keindahan alami yang berkembang secara alami pula, yang pada gilirannya mengangkat kesan harmonis yang lebih nyata. Mereka terus bergerak bersama, saling menutupi fluktuasi kinerja pasangannya. Ketika si gadis salah melangkah, si pemuda tidak berhenti untuk menunjukkan kinerjanya. Ia menarik si gadis untuk bergerak kembali bersama, meluncur dengan langkah yang lebih seksama. Ketika si pemuda bergerak terlalu cepat, si gadis memberikan aksentuasi rasa yang menyebabkan mereka jauh lebih saling mengerti dan saling menghormat.

Hal yang sebaliknya terjadi pada tetanggaku. Suami istri ini telah menikah selama bertahun-tahun. Mulanya mereka tampak harmonis. Kedua insan ini memiliki hobi yang sama, menyanyi. Jenis musik yang mereka gandrungipun sama, irama melayu. Mulanya mereka sepakat, lagu melayu ini harus dinyanyikan dengan bahasa melayu. Pada suatu ketika, sang istri merasa ada sesuatu yang kurang. Dengan menyanyikan lagu melayu dengan bahasa melayu, lagu itu tidak bisa dihayatinya dengan baik. Syahdan, pada suatu ketika ia memodifikasi lagu melayu favoritnya dengan irama dangdut berbahasa indonesia.
Gawat, sang suami marah besar. Menurutnya, lagu melayu ya harus dinyanyikan dengan bahasa melayu. Tidak boleh ada bahasa-bahasa lainnya. Talak tigapun jatuh. Berbagai perasaan menggangguku, walaupun mungkin itu adalah urusan rumah tangga orang lain. Mengapa sang suami tidak berusaha menunjukkan dengan arif, tidak dengan meledak-ledak, bahwa jika irama melayu dinyanyikan dengan versi dangdut berbahasa Indonesia akan kehilangan cengkokan melayu yang khas itu, sehingga tidak afdol lagi untuk dinikmati? Mengapa suami istri ini tidak mencontoh pasangan muda-mudi di atas untuk saling mengerti dan saling menghormati sehingga kesepakatan langkah bisa diperoleh?

Monday, May 09, 2005

Sorot: TROTOAR


[Pikiran Rakyat] PENGADILAN, sebuah lembaga hukum yang menentukan salah tidaknya seseorang, apakah itu menyangkut tindak pidana atau perdata. Lembaga ini benteng terakhir dalam proses hukum, sehingga disegani dan sekaligus ditakuti.

Kali ini, jika saya membahas pengadilan, bukan ingin bicara soal perkara yang sedang disidangkan, melainkan soal penataan lingkungan pengadilan, tepatnya di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Jln. L.R.E. Martadinata, Kota Bandung.

Jika sempat melintas di depan gedung itu, suasananya kini jauh berubah. Trotoar di depan pengadilan yang dulu dipenuhi para pedagang makanan, kini bersih. Tak ada satu pun pelaku sektor informal, kini menjajakan jualannya di sana. Trotoarnya betul-betul sesuai dengan fungsinya, yakni untuk orang berjalan kaki.

Kebijakan membersihkan trotoar di depan gedung pengadilan, boleh jadi menggambarkan urusan penertiban pedagang, terutama pedagang kaki lima (PKL), nyatanya bisa dilakukan. Bagaimanapun dari aspek hukum, berjualan di trotoar tidak dibenarkan. Lihat saja peraturan daerah (perda) tentang ketertiban, kebersihan, dan keindahan, yang diterbitkan Pemda Kota Bandung, tegas mengatur soal trotoar.

Sementara itu, entah karena alasan apa dan dengan cara bagaimana, PN Bandung yang kini dipimpin Hj. Marni Emmy Mustafa, S.H., bisa memberikan contoh nyata dalam menertibkan dan mengembalikan fungsi trotoar. Dia tak banyak bicara, tidak ada pernyataan di media massa, namun langsung bertindak secara nyata. Buktinya, kini bisa dilihat langsung, trotoar di PN Bandung bersih dari PKL.

Mungkin saja, apa yang dilakukan ketua PN Bandung itu, bisa dijadikan inspirasi oleh Wali Kota Dada Rosada, dalam menertibkan fungsi trotoar. Memang, wali kota sendiri sudah membersihkan beberapa ruas trotoar dari PKL, tetapi masih banyak pula yang belum.

Inspirasi yang dimaksudkan, yakni alangkah baiknya Pak Dada mengeluarkan imbauan atau ajakan, kepada kantor-kantor dinas, lembaga, atau instansi pemerintah (bahkan swasta) yang ada di Kota Bandung, untuk turut menertibkan trotoar di lingkungan kantornya masing-masing.

**

JIKA langkah itu dilakukan, mudah-mudahan ke depan akan bisa kita lihat seluruh trotoar yang terletak di depan kantor dinas, lembaga, maupun instansi pemerintah akan bersih, dan fungsi trotoar kembali ke asalnya.

Kebijakan itu dipastikan bakal memberikan efek positif yang luar biasa. Pertama, upaya mengembalikan fungsi trotoar tidak lagi semata tugas dan tanggung jawab Pemda Kota Bandung, melainkan tanggung jawab bersama. Dengan demikian wali kota tidak perlu lagi memerintahkan petugas Sat Pol PP untuk menjaga trotoar.

Efek positif kedua, dari segi biaya jelas tidak keluar dari kantong pemda, karena menyangkut penataan trotoar sudah dipikul oleh masing-masing instansi. Pendek kata, beban pemda melaksanakan perda sudah lebih ringan.

Terakhir, muncul perasaan bersama, yakni Kota Bandung menjadi milik bersama. Semua instansi merasa memiliki kota dengan keterlibatan mereka untuk menjaga trotoar di depan kantor masing-masing.

Jika langkah ini terwujud, maka baik urang Bandung maupun orang luar yang datang ke Bandung, akan bisa menggunakan trotoar untuk berjalan kaki. Sehingga, kalau ingin menikmati Kota Bandung dengan berjalan kaki, sudah tak ada gangguan. Mudah-mudahan.(Irwan Natsir/"PR")***

Monday, May 02, 2005

Harapan Bodohku

Pernahkah anda antri di jalan yang macet, di daerah yang penuh debu, panas. Anda sedang sangat letih, berkeringat, tetapi anda tetap berusaha untuk sabar dan tetap tertib dalam antrian. Tiba-tiba dari belakang ada mobil tak tahu diri yang nyelonong begitu saja, tak mau tahu bahwa kita sudah sekian lama berada dalam antrian, dan sruuutttt... berhenti di depan mobil kita, tanpa sopan santun memaksa untuk diberi tempat.
Oh, aku hanya berharap bahwa aku tidak akan pernah seperti itu. Karena aku tahu, bahwa terdapat sekian banyak orang di sekitarku menggerutu dan menyumpah-nyumpah untuk kebodohanku.

Melangkah lebih maju

Shyfoel::kontemplasi memikat bersama Shyfoel.

Buddhist Online::sebuah blog tentang Buddha.

Kebenaran::banyak sekali nama yang diberikan bagi Sang Pencipta; Yehova, Gusti, Deo, Allah, Alloh, Hyang Widhi, God. Sebuah tulisan indah tentang Tuhan.

s.h.i.n.z.u.i::blog yang membahas aspek Hindu sebagai ajaran universal.

Diri Kita::blog kumpulan artikel tentang pengembangan diri.

My Life of cogito ergosum::cerita cerdas tentang dirinya.

wem::telaah sastra nan mumpuni.

Manusia Pembelajar::blog baru tentang pengembangan diri.

Special Notes::sebuah paradigma hidup dalam cerita.

Rony's Blog::katanya sih, cathetan paling enggal.

Pikir::penjelajahan psikologi yang kaya.