Thursday, May 31, 2007

Pekerjaan Rumah

Seorang temanku bercerita bahwa anaknya saat ini sedang bersekolah di salah satu SMA Swasta di Bandung. Saat ini memang adalah saat-saat anak-anak sekolah mengisi waktunya untuk beraktivitas, sementara guru-guru sibuk memeriksa ujian-ujian. Sebagai seorang guru, aku juga merasakan sebuah dilema, bagaimana membuat para siswa sibuk beraktivitas dengan kegiatan yang menurutku "baik" dan "mendidik". Menurutku, banyak jalan keluar yang bisa diambil, tetapi hanya sedikit yang benar-benar bermanfaat. Celakanya, jalan keluar yang tidak bermanfaat selalu identik dengan jalan keluar termudah dan tidak banyak menyita waktu(ku). Salah satu yang menurutku baik adalah, memberi Pekerjaan Rumah.
Temanku tadi, dengan suara tinggi, tentu, justru protes bahwa anaknya saat ini punya tugas maha berat dari guru-gurunya, menyelesaikan pekerjaan rumah yang tadi kusebutkan di atas. "Lho kok protes?", tanyaku.
"Lha, kalau pekerjaan rumah biasa sih enggak apa-apa.", katanya. "Yang ini luar biasa!", ia melanjutkan. Ia menceritakan bahwa anaknya harus menyelesaikan 700 ratus soal dalam seminggu!
"What?", kataku. "Tujuh ratus soal?", aku meyakinkan diriku bahwa telingaku masih normal-normal saja.
"Benar!", temanku meyakinkanku bahwa memang demikianlah adanya.
Aku lantas terdiam. Yang ada saat itu adalah tanda tanya besar dalam kepalaku. Mau dijadikan apa anak-anak kita oleh guru-guru yang cara berpikirnya sangat irasional seperti itu? Menyelesaikan 700 persoalan dalam seminggu tidak akan membuat anak didik menjadi lebih pintar. Justru sebaliknya. Tugas-tugas bodoh seperti itu hanya membuat anak didik berubah menjadi seorang oportunist murahan yang kelak terdidik menjadi seorang koruptor besar. Gejalanya sudah ada. Lha, temanku lantas bercerita bahwa untuk menyelesaikan 700 soal seperti itu, anak-anak lantas membagi-bagi keseluruh teman-teman sekelas. Si A mengerjalan soal nomor sekian sampai sekian, si B dari sekian sampai sekian, si C dan si D mendapatkan posi yang lain. Akhirnya, amburadul! Benar-benar amburadul dan membuat perasaanku hari ini sangat nelangsa.