Apa yang menyebabkan seseorang sampai hati untuk membunuh sesamanya? Apa yang menyebabkan seseorang dengan semangat keliru menerjemahkan nyanyian Tuhan menjadi sebuah pesan terror yang membekukan relung hati? Seperti seorang penderita aleksitimia, terrorist tidak pernah memiliki empati, bahkan tak secuilpun pengertian tentang rasa kasihan. Penderita aleksitimia tidak pernah tahu apa yang mereka rasakan, dan akan kelabakan dan merasa bodoh ketika ia dipaksa untuk memahami orang lain. Kegagalan untuk berempati inilah yang menjadikan para terrorist memiliki kekurangan utama dalam kecerdasan emosional, cacat yang menyedihkan sebagai seorang manusia.
Daniel Goleman menjelaskan dalam bukunya, “Emotional Intelligence”, bahwa akar moralitas ada dalam empati. Jika seseorang gagal berempati, pada dasarnya ia tak bermoral. Merasakan penderitaan orang lain merupakan sebuah karunia yang tak ternilai harganya, demikian Daniel membagi apa yang dipercayainya tentang kecerdasan emosi, yang jika aku cermati, merupakan kebenaran universal yang manis. Jika kita percaya bahwa kepedihan orang lain merupakan kepedihan diri sendiri, maka Tentena tidak pernah terbakar seperti sekarang ini.
Daniel Goleman menjelaskan dalam bukunya, “Emotional Intelligence”, bahwa akar moralitas ada dalam empati. Jika seseorang gagal berempati, pada dasarnya ia tak bermoral. Merasakan penderitaan orang lain merupakan sebuah karunia yang tak ternilai harganya, demikian Daniel membagi apa yang dipercayainya tentang kecerdasan emosi, yang jika aku cermati, merupakan kebenaran universal yang manis. Jika kita percaya bahwa kepedihan orang lain merupakan kepedihan diri sendiri, maka Tentena tidak pernah terbakar seperti sekarang ini.
No comments:
Post a Comment