Pemberantasan korupsi dalam sistem peradilan yang sarat praktek mafia peradilan sesungguhnya bak mimpi di siang bolong. Pemberantasan korupsi harus dimulai dengan membumihanguskan korupsi di peradilan, dengan memutus rantai kenikmatan para pelaku mafia peradilan: the real terrorists. Demikian Denny Indrayana, seorang praktisi Hukum Tata Negara mengungkapkan di Tempo Interactive baru-baru ini. Memang, seperti permainan kartu domino yang telah dijatuhkan, kartu-kartu domino yang lain akan menyusul dan mulai menghentak dan menggedor pintu-pintu hukum yang tak terjamah selama ini. Tayangan gamblang di televisi nasional seakan-akan menghentak kabut yang menutupi nurani selama ini. Gambaran abu-abu yang menaungi lembaga peradilan bangsa ini tiba-tiba diusik. Mata setiap insan nanar menatap sebuah kenyataan bahwa institusi agung yang seharusnya merupakan benteng terakhir dari berdirinya nilai-nilai keadilan di negeri ini tampak seperti seonggok kotoran busuk. Mafia Peradilan ternyata sebuah kenyataan yang sangat pahit!
Praktek jual-beli putusan hingga tataran Mahkamah Agung tiba-tiba mengemuka dan menjadi borok yang sangat menjijikkan. Probosutedjo tiba-tiba menjadi sebuah sosok sentral yang berhasil menggulirkan issue ini sehingga orang yang paling goblokpun dapat mengerti apa yang terjadi pada sistem peradilan kita ini.
KPK telah berusaha untuk masuk pada masalah ini. Bagir Manan-pun merasa perlu untuk membela diri dan berteriak di media massa bahwa ini adalah fitnah keji pada institusi seagung Mahkamah Agung. Namun satu hal yang harus dicermati oleh seluruh pihak yang terlibat dalam kasus memalukan ini;
Memang, untuk menggembosi mafia peradilan di negeri ini, diperlukan sebuah tindakan yang sangat radikal pada sistem peradilan kita.
- Mafia Peradilan bukan barang baru. Para praktisi hukum di negeri ini "maklum" akan hal ini. Denny Indrayana, misalnya, tidak akan menulis dengan segamblang dan sejelas itu jika ia tidak tahu apa-apa. Dan sama sekali tidak ada bantahan eksplisit dari para praktisi hukum tentang hal ini. Hanya seorang Bagir Manan yang tiba-tiba merasa perlu untuk menyatakan bahwa fitnah keji ini telah mencoreng-moreng MA yang kredibilitasnya telah dibangun dengan susah payah. Walahualam.
- Seorang pemimpin yang baik, akan dengan serta merta mengartikulasikan pendapat umum dengan sebuah aksi yang tepat dan efisien. Bagir Manan sama sekali tidak merespon secara positif issue mafia peradilan yang telah mengemuka sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu, karena mungkin nilai-nilai ini telah menjadi budaya di lingkungan ini.
No comments:
Post a Comment