Maraknya protes tentang rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM membuat suasana politik negeri ini semakin memanas. Tapi tunggu dulu, mungkin aku adalah salah satu dari sedikit sekali kelompok yang sangat setuju dengan rencana itu. Harga BBM harus naik!. Mengapa?
Berikut adalah data yang aku peroleh dari Dr. Tatang Hernas Soerawidjaja, pakar energi dari Program Studi Teknik Kimia ITB. Pada berbagai kesempatan, beliau sering kali membeberkan data berikut:
Dari APBN 2008:
- total pendapatan negara adalah 895 triliun rupiah
- total belanja negara 989,5 triliun rupiah
Apa artinya ini? Kita masih harus ngutang! Lantas, perhatikan data berikut:
- Dari seluruh anggaran belanja itu, jumlah yang akan digunakan untuk mensubsidi energi adalah 187,1 triliun rupiah! Ini berarti hampir 20% dari total belanja negara! Masih enggak kebayang juga?
- Padahal, anggaran untuk pendidikan hanya 45,3 triliun rupiah. Jumlah ini cuman 4,5% dari anggaran belanja!
- Yang menyedihkan, anggaran RISTEK hanya 0,47 triliun rupiah, alias 0,05% dari angaran belanja.
Padahal data di atas disusun ketika harga minyak mentah dunia masih sekitar $100/barrel. Dan sudah jelas, jelas sekali, jika subsidi sebesar ini terus dipertahankan negara ini tidak lama lagi akan bangkrut! Apalagi ketika harga minyak mentah saat ini telah menembus $127/barrel!. Jika sebagian besar anggaran belanja negara disalurkan untuk mensubsidi energi, negara ini akan menjadi semakin miskin! Dan yang paling penting, ketidak-adilan akan menjadi semakin nyata, karena sebagian (sangat) besar subsidi itu akan dinikmati oleh orang kaya. Jadi aku khawatir, bahwa demo dan protes menentang kenaikkan BBM itu hanya didasari hal yang tidak tulus; ignoransi, politik, atau kepentingan ekonomi yang sangat besar.
Saat ini, yang harus dipikirkan adalah, bagaimana cara menaikkan pendapatan rakyat miskin. That's all! Hanya itu.
No comments:
Post a Comment