Monday, July 18, 2005

Brutal

Sebuah drama yang tidak bisa aku mengerti disuguhkan dalam sebuah tayangan gamblang, bagaimana sebuah masyarakat akademis yang seharusnya memberi contoh yang baik kepada masyarakat luas, malah memorak-porandakan sendi-sendi etika bermasyarakat.
Kekeruhan dan bentrok di Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) tiba-tiba menjadi buah bibir di kalangan pendidikan nasional setelah Metro TV menayangkan sekelumit drama memuakkan, bagaimana mahasiswa Indonesia seolah-olah menjelma menjadi sekelompok orang-orang liar. Sosok mahasiswa yang dulu menjadi tiang penopang gerakan moral masyarakat, tiba-tiba berubah menjadi monster menakutkan. Bekas tayangan itu hingga kini masih terus tidak mau meninggalkan benakku, gambaran bagaimana sekelompok mahasiswa mengeroyok orang tua yang sudah tidak berdaya secara pengecut tidak juga meninggalkan relung hatiku. Gertakkan gigiku yang marah dan kecewa masih terus menghiasi saat-saat heningku, baik di rumah, dalam perjalananku dari rumah ke kantor, maupun di tempat kerja. Sebrutal itukah mahasiswa kita saat ini?
Kalau aku menelusuri bagaimana sepak terjang mahasiswa Indonesia akhir-akhir ini, ada saat-saat aku berdiri bangga, busung dadaku tegak, dan tanganku menepuk dadaku, seraya berkata, "Itulah mahasiswa Indonesia!". Ingatanku menerawang ke saat-saat gerakan reformasi menggeliat di negeri ini, yang mengirim bangsa besar ini ke era demokrasi yang lebih manusiawi dan membumi. Ingatanku menerawang lebih jauh, ketika mahasiswa menjadi instrumen yang tak tergoyahkan dan menjadi tumpuan harapan masyarakat di saat-saat bangsa ini melihat ketidak adilan meraja lela di tahun-tahun 60-an dan 70-an.
Namun ada kalanya, aku serasa ingin menyembunyikan mukaku di sela-sela batu karang, malu dan kecewa, ketika aku membaca sepak terjang mahasiswa yang tak lagi mengindahkan prinsip-prinsip kemanusiaan yang beradab. Tengoklah bagaimana orientasi studi (OS) dilaksanakan di ITB. Lihatlah bagaimana kekerasan menjadi sebuah pilihan yang tidak lagi tak-lumrah dalam menyelesaikan berbagai masalah di UPI, UGM, dan berbagai universitas swasta akhir-akhir ini. Menjadi brutal, sudah menjadi trend yang membudaya. Benarkah? Rasakan saja!

No comments: