Wednesday, November 16, 2005

Blue Bird Jawaban Amburadulnya Taksi Bandung

Pernah naik taksi di Bandung? Kalau sudah, anda pasti tahu bahwa taksi Bandung adalah taksi paling amburadul di dunia! Kalau belum, jangan pernah naik taksi di Bandung! Mungkin aku berlebihan, ketika mengatakan bahwa taksi Bandung adalah taksi paling brengsek di dunia, tetapi itulah yang dulu aku rasakan ketika aku terpaksa berhubungan dengan sistem angkutan publik yang satu ini. Tidak hanya sekali aku berjanji pada diriku bahwa aku tidak akan pernah naik taksi lagi di Bandung.

Taksi Bandung tidak pernah mau datang ketika dipanggil via telepon kalau panggilan tersebut berasal dari pinggiran kota, misalnya Ujung Berung, atau Riung Bandung, atau bahka Cipageran Cimahi. Mereka tidak akan pernah datang untuk menjemput, walaupun operator telpon taksi selalu menjanjikan untuk mengirim taksi ke alamat pemanggil. Jangan pernah berharap-lah! Lantas, pengemudi taksi tidak akan pernah - sekali lagi, TIDAK PERNAH - mau menggunakan argometernya. Ongkos taksi yang harus dibayarkan harus dinegosiasikan di awal. Dan ongkosnya jangan tanya, pasti lebih mahal dari ongkos yang seharusnya. Supir taksipun masih memiliki hak untuk menolak untuk mengantar pelanggannya jika jarak antar terlalu dekat. Capeknya enggak sepadan dengan ongkos yang dibayarkan, begitu selalu mereka berkilah ketika aku bertanya mengapa mereka tidak mau mengantarkanku ke suatu tempat. Pokoknya, pelayanan taksi Bandung sangat amburadul dan ajaibnya, Dinas Perhubungan di daerah seakan-akan merestui praktek-praktek seperti ini. Faktanya, hingga sekarang tidak ada tindakan nyata yang diambil.

Itulah sebabnya aku adalah orang pertama yang merasa sangat bahagia ketika mendengar bahwa taksi Blue Bird akan masuk Bandung. Perusahaan taksi ibu kota ini memiliki sejarah panjang yang mengagumkan sebagai armada pelayan publik yang mumpuni. Dan, sangat beralasan jika aku memang menunggu-nunggu hadirnya Blue Bird di Bandung.

Apa daya, kemarin, seluruh operator taksi Bandung melakukan protes atas kehadiran taksi Blue Bird di Bandung. Aku tak habis pikir ketika membaca alasan yang digunakan untuk menolak beroperasinya Blue Bird di Bandung. Mereka mengeluhkan bahwa dengan tidak beroperasinya Blue Bird di Bandung, penumpang sudah sepi. Apa yang akan terjadi jika Blue Bird beroperasi di Bandung. Taksi-taksi ini akan kehilangan penumpangnya. Para supir taksi ini bahwa melayangkan ancaman akan melakukan aksi anarkis jika pemerintah daerah tidak membatalkan ijin operasi Blue Bird di Bandung. Praktek-praktek mafia seperti ini tidak mengejutkanku.

Mereka seharusnya berkaca pada diri sendiri sebelum mengeluhkan hal-hal yang absurd seperti itu. Mereka seharusnya tahu bahwa mereka TELAH ditinggalkan penumpang dan pelanggannya sejak dulu. Dengan beroperasinya atau tidak beroperasinya Blue Bird di Bandung, penumpang dan pelanggan taksi di Bandung sudah enggan untuk naik taksi. Hadirnya Blue Bird seakan menjadi jawaban bagi berantakannya dan amburadulnya pelayanan taksi di Bandung.

Jangan melihat sisi negatif dari hadirnya Blue Bird di Bandung, karena hadirnya Blue Bird di Bandung akan menjadi sebuah shock theraphy bagi pelayanan taksi yang amburadul di Bandung. Masyarakat Bandung berhak untuk mendapat pelayanan publik seperti halnya masyarakat Jakarta, Surabaya, Denpasar, Lombok di sektor angkutan publik. Dengan hadirnya Blue Bird di Bandung, pelayanan prima sektor angkutan publik akan didesiminasikan ke seluruh operator taksi yang sudah ada. Aku yakin kok, bahwa di masa yang akan datang, layanan taksi di Bandung akan semakin baik.

1 comment:

Anonymous said...

Bukan aja di bandung! di jakarta taksi bluebird dan pusaka itu sama aja brengseknya! drivernya ngak berpendidikan, suka arogan dan maunya menang sendiri! sepertinya jalan dan semua lahan milik mereka! suka parkir sembarangan walaupun sudah dilarang! Pokoknya emang benar brengsek! ngak pernah ditraining kali. preman pun bisa jadi drivernya! tak ada sopan santun dan etika!