Saturday, November 05, 2005

Memonopoli Kebenaran


Tidak ada yang bisa memegang sendiri kebenaran, sekalipun hal itu memang benar. Kebenaran adalah sesuatu yang universal. Ketika cahaya Ketuhanan untuk pertama kalinya kuserap, aku selalu yakin bahwa kebenaran hakiki adalah milik individu yang dengan rendah hati menundukkan kepalanya di hadapanNya.

Dengan demikian, kebenaran tidak bisa dipaksakan. Pemaksaan menyebabkan kebenaran menjadi obsolet. Kebenaran adalah sebuah keniscayaan yang dengan sifat agungnya akan menampakkan dirinya pada setiap umat yang memang ingin mewartakan kebenaran. Karena segala yang mucul dari kebenaran seakan cinta seorang pematung arif yang manggut-manggut kagum melihat sebuah karya agung, namun ia selalu berusaha untuk mematung kembali, walaupun ia tahu karyanya tak seindah karya agung itu. Yang ia tahu ialah, ia akan selalu mematung dengan segenap cintanya.
Seorang kawan pernah berkata kepadaku, “Memonopoli Tuhan sama artinya dengan meniadakan arti Ketuhanan itu sendiri.” Aku tersenyum, dan setuju 100%. Tuhan hanya satu, dan Ia tak akan habis dibagi dengan seluruh umat sejagat raya. Jika seseorang atau sekelompok orang memonopoli Tuhan, nilai-nilai Ketuhanan akan habis dimakan oleh ego mereka.
Hanya satu Tuhan, orang bijaksana menyebutNya dengan sejuta nama.

2 comments:

Anonymous said...

Thank You..keep up the good work on this Blog..

Harry Makertia said...

I will, I will, sure.